Sosiolinguistik:
Perubahan, Pergeseran dan Pertahanan Bahasa
www.thalisuowm.weebly.com
- PERUBAHAN BAHASA
Sifat bahasa
yang dinamis serta adanya percampuran antar kode bahasa mengakibatkan adanya
perubahan bahasa. Perubahan bahasa biasa diartikan sebagai adanya perubahan
kaidah, bisa karena kaidahnya direvisi, kaidahnya menghilang, atau pun
munculnya kaidah baru dan semuanya itu dapat terjadi pada semua tataran
linguistik: fonologi, morfologi, sintaksis, semantik, maupun leksikon. Terjadinya
perubahan bahasa menurut para ahli tidak dapat diamati, sebab perubahan itu
yang sudah menjadi sifat hakiki bahasa (dinamis), berlangsung dalam waktu yang
relatif lama, sehingga tidak mungkin diobservasi oleh seseorang yang mempunyai
waktu yang relatif terbatas.
Namun
yang dapat diketahui adalah bukti adanya perubahan bahasa itu sendiri. Inipun
terbatas pada bahasa-bahasa yang mempunyai tradisi tulis, dan mempunyai dokumen
tertulis dari masa yang sudah lama berlalu. (Chaer, 2004: 134). Beberapa bahasa
yg bisa di ikuti perkembanganya adalah bahasa Bahasa Inggris, Arab, Indonesia,
Melayu dan bahasa jawa. Namun menurut Sausure (1959) dan Bloomfield (1913) yang
dapat kita lakukan adalah mengamati akibat dari perubahan bahasa tersebut.
Akibat yang terutama dari perubahan bahasa tersebut adalah adanya perbedaan
terhadap struktur bahasa tersebut.
1. Perubahan
Fonologi
Perubahan
fonologis dalam bahasa Inggris ada juga yang berupa penambahan fonem. Perubahan
bunyi dalam sistem fonologi bahasa Indonesia pun dapat kita lihat. Sebelum
berlakunya EYD, fonem /f/, /x/, dan /s/ belum dimasukan dalam khazanah
fonem bahasa Indonesia; tetapi kini ketiga fonem itu telah menjadi
bagian khazanah bahasa Indonesia. Bahasa Indonesia lama
hanya mengenal empat pola silabel, yaitu V, VK, KV, dan KVK; tetapi kini pola
KKV, KKVK, KVKK telah pula menjadi pola silabel dalam bahasa Indonesia. Contohnya
dalam pola KKV adalah khu-syuk; kha-watir; dll, sedangkan untuk pola KKVK
seperti tran-migrasi; prak-tik; dll, lalu untuk pola KVKK seperti makh-luk;
masy-hur.
2. Perubahan
Morfologi
Perubahan
bahasa dapat juga terjadi dalam bidang morfologi yakni dalam proses pembentukan
kata. Misalnya dalam bahasa Indonesia ada proses penasalan, dalam
proses pembentukan kata dengan prefiks me-
da pe-. Kaidahnya adalah:
(1) apabila kedua prefiks itu diimbuhkan pada kata
yang dimulai dengan konsonan /l/, /r/, /w/, dan /y/ tidak terjadi penasalan
(2) kalau diimbuhkan pada kata yang
dimulai dengan konsonan /b/ dan /p/ diberi nasal /na/
(3) kalau diimbuhkan pada kata yang
dimulai denga konsonan /d/ dan /t/ diberi nasal /n/;
(4) kalau diimbuhkan pada kata yang dimulai dengan
konsonan /s/ diberi nasal /ny/; dan bila diimbuhkan pada kata yang dimulai
dengan konsonan /g/, /k/, /h/, dan semua vokal diberi nasal /ng/.
Contoh, kata
bor. Menurut kaidah di atas jika kata bor diberi prefiks me- dan pe- tentu
bentuknya harus menjadi membor dan pembor, tetapi dalam kenyataan berbahasa
yang ada adalah bentuk mengebor dan pengebor. Jadi jelas dalam data tersebut
telah terjadi penyimpangan kaidah dan munculnya alomorf menge- dan penge-. Para
ahli tata bahasa tradisional tidak mau menerima alomorf tersebut karena
menyalahi kaidah dan dianggap merusak bahasa. Namun kini kedua alomorf itu
diakui sebagai dua alomorf bahasa Indonesia untuk morfem me- dan pe-. (Chaer
dan Leony, 2010:137)
3. Perubahan
Sintaksis
Perubahan
kaidah sintaksis bisa terlihat dalam bahasa Indonesia. Menurut kaidah sintaksis
yang berlaku sebuah kalimat aktif transitif harus selalu mempunyai objek.
Definisi singkat dari kalimat aktif adalah kalimat yang subjeknya melakukan
pekerjaan sedangkan objeknya dikenai pekerjaan. Ciri lainya adalah penggunaan
afiks me- atau ber- pada predikatnya. Tetapi dewasa ini kalimat aktif transitif
banyak yang tidak dilengkapi objek, seperti:
- Anita sedang mengajar di TK Dewi
Sartika
- Dia mulai menulis sejak duduk di
bangku SMP.
- Rahmad sudah berpakaian rapi, tetapi
belum mandi.
4. Perubahan
Kosakata
Dari
berbagai bentuk perubahan bahasa yang ada, perubahan paling mudah terlihat
adalah pada bidang kosakata. Perubahan kosakata dapat berarti bertambahnya kosakata
baru, hilangnya kosakata lama, dan berubahnya makna kata. Bukti dari pernyataan
ini adalah terus bertambahnya jumlah kata yang ada di kamus KBBI pada setiap
kali penerbitannya. Oleh Chaer dan Leonie
(2010:139) disebutkan bahwa ada 6 bentuk dari perubahan kosakata.
a.
Penyerapan
bahasa asing dan daerah
b.
Proses
penciptaan suku kata baru
c.
Pemberian
nama produk atau merk dagang
d.
Pemendekan
kata dan akronim
e.
Penggabungan
kata dan kata majemuk
f.
Penyingkatan
gabungan kata
5. Perubahan
Semantik
Perubahan
semantik yang umumnya adalah berupa perubahan pada makna butir-butir leksikal
yang mungkin berubah total, meluas, atau juga menyempit.
a. Perubahan yang bersifat total, maksudnya, kalau pada
waktu dulu kata itu bermakna ‘A’, maka kini atau kemudian menjadi bermakna ‘B’.
Contoh kata seni dulu berarti ‘air kencing’, tetapi kini berarti ‘karya yang
bernilai halus’.
b. Perubahan makna yang sifatnya meluas (broadening),
maksudnya dulu kata tersebut hanya memiliki satu makna, tetapi kini memiliki
lebih dari satu makna. Contoh kata saudara pada awalnya hanya bermakna ‘orang
yang lahir dari ibu yang sama’, tetapi kini berarti juga ‘kamu’.
c. Perubahan makna yang menyempit, artinya kalau pada
umumnya kata itu memiliki makna yang luas, tetapi kini menjadi lebih sempit
maknanya. Misalnya, kata sarjana dalam bahasa Indonesia pada mulanya bermakna
‘orang cerdik pandai’, tetapi kini hanya bermakna ‘orang yang sudah lulus dari
perguruan tinggi’.
- PERGESERAN BAHASA
Oleh
Weinreich (1953:58) didefinisikan sebagai penggantian suatu bahasa oleh bahasa
lain secara berangsur-angsur, karena akibat kontak bahasa dalam situasi
imigrasi. Diilustrasikan seperti saat anak lahir, didalam keluarganya dia di
didik bahasa A, namun seiring bertambahnya usia dia akan mendapat bahasa kedua
dari proses interaksi dengan masyarakat atau pun bangku sekolah yaitu B. Lambat
laun dia akan merasa bahwa bahasa B lebih penting dan meninggalkan bahasa
A.
Namun faktor
kedwibahasaan bukanlah satu-satunya faktor penyebab terjadinya pergeseran
bahasa. Terdapat beberapa faktor lain
yang juga merupakan penyebab terjadi pergeseran bahasa.
Pertama,
perpindahan penduduk (imigrasi). Hal ini sesuai dengan pernyataan Chaer
(2004:142), Faktor pergeseran bahasa (language shift) menyangkut masalah
penggunaan bahasa oleh seorang penutur atau sekelompok penutur yang terjadi akibat
perpindahan dari satu masyarakat tutur ke masyarakat tutur yang lain.
Pergeseran bahasa juga dapat terjadi karena masyarakat yang didatangi jumlahnya
sangat kecil dan terpecah-pecah. Pergeseran Bahasa dalam komunitas kecil
bergerak dari domain ke domain. Kecenderungan umum untuk bahasa dengan domain
“Besar” menginvasi domain bahasa yang lebih kecil. Dengan kata lain, pergeseran
bahasa bukan disebabkan oleh masyarakat yang menempati sebuah wilayah, melainkan
oleh pendatang yang mendatangi sebuah wilayah. Kasus seperti ini pernah terjadi
di beberapa wilayah kecil di Inggris ketika industri mereka berkembang.
Beberapa bahasa kecil yang merupakan bahasa penduduk setempat tergeser oleh
bahasa Inggris yang dibawa oleh para buruh industri ke tempat kecil itu.
Kedua,
pergeseran bahasa juga disebabkan oleh faktor ekonomi. Salah satu faktor
ekonomi itu adalah industrialisasi. Kemajuan ekonomi kadang-kadang mengangkat
posisi sebuah bahasa menjadi bahasa yang memiliki nilai ekonomi tinggi
(Sumarsono dan Partana, 2002:237). Kasus ini dapat dicermati pada bahasa
Inggris. Jauh sebelum bahasa Inggris muncul, bahasa yang pertama sekali dipakai
di tingkat internasional adalah bahasa Latin. Bahasa ini menjadi bahasa yang
dipilih oleh masyarakat, terutama masyarakat pelajar. Namun, seiring dengan
berkembangnya zaman, bahasa Latin kemudian ditinggalkan orang. Konon katanya
bahasa ini ditinggalkan karena terlalu rumitnya struktur bahasa Latin, karena
kerumitan ini orang beralih kepada bahasa Prancis. Bahasa ini memiliki
kedudukan layaknya bahasa Latin dahulu. Akan tetapi, sebagaimana bahasa Latin,
bahasa ini kemudian ditinggalkan orang. Karena semakin maju perekonomian di
Inggris yang ditandai oleh adanya revolusi industri orang kemudian beralih ke
bahasa Inggris. Bahasa ini akhirnya menjadi bahasa internasional, mengalahkan
bahasa Latin dan bahasa Prancis. Sekarang orang berbondong-bondong belajar
bahasa Inggris. Bahkan demi bahasa Inggris, orang rela meninggalkan bahasa
pertamanya. Kedudukan bahasa Inggris ini semakin diperkuat oleh adanya
perusahaan-perusahaan baik swasta maupun negeri yang menjadikan bahasa Inggris
sebagai salah satu persyaratan yang harus dipenuhi oleh para pelamar kerja.
Bukan hanya itu. Di tingkat perguruan tinggi saja lulus TOEFL merupakan salah
satu syarat untuk dapat mengikuti sidang sarjana. Mengapa hal ini bisa terjadi?
Jawabannya tentu saja karena Eropa merupakan penguasa ekonomi di dunia ini.
Ketiga,
pergeseran bahasa menurut Sumarsono dan Partana (2002:237) juga disebabkan oleh
sekolah. Sekolah yang biasanya mengajarkan bahasa asing kepada anak-anak
didiknya. Hal ini pula yang kadangkala menjadi penyebab bergesernya posisi
bahasa daerah. Akibatnya anak-anak tidak mampu berbahasa daerah. Selain itu
para orang tua juga enggan untuk mengajarkan anaknya bahasa daerah karena
mereka berpikir anak-anak mereka akan kesulitan menerima pelajaran yang
diberikan guru mereka yang berbahasa Indonesia. Sehingga bahasa daerah semakin
luntur dan tidak dimengerti oleh generasi mudanya.
Dampak dari
pergeseran bahasa adalah punahnya suatu bahasa, oleh Dorian (Sumarsono dan
Partana 2002:284) kepunahan bahasa hanya dapat dipakai pada pergeseran total
pada satu guyup tutur saja dan pergeseran itu terjadi dari satu bahasa ke bahasa
yang lain, bukan dari satu ragam bahasa ke ragam bahasa yang lain dalam satu
bahasa. Sehingga apa yang dimaksut oleh Dorian ini kepunahan bahasa adalah
pergeseran total bahasa dalam satu guyup tutur.
www.researchperspectives.org
- PEMERTAHANAN BAHASA
Dalam pemertahanan bahasa, komunitas secara kolektif memutuskan
untuk terus menggunakan bahasa tersebut atau bahasa itu telah digunakan secara
tradisional. Pemertahanan bahasa (language maintenance) berkaitan
dengan masalah sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan
bahasa tersebut di tengah-tengah bahasa lainnya. Di sisi lain itu juga merujuk
kepada situasi dimana komunitas penutur, dibawah keadaan yang mendukung
terjadinya pergeseran bahasa, tetap berpegang pada bahasa tersebut.
Kridalaksana mengartikan “usaha agar suatu bahasa tetap dipakai dan dihargai,
terutama sebagai identitas kelompok, dalam masyarakat bahasa yang bersangkutan
melalui pengajaran, kesusastraan, media massa, dan lain-lain.Adapun
faktor-faktor pemertahanan bahasa yaitu:
1.Faktor Prestise dan Loyalitas
Nilai prestise
dari language choice seseorang yang
menggunakan bahasa daerah mereka di tengah komunitas yang heterogen lebih
tinggi tingkatannya dengan bahasa daerah lain. menurut
Dressler (1984) pada saat sebuah bahasa daerah kehilangan prestisenya dan
kurang digunakan dalam fungsi-fungsi sosial, maka ia menyebutkan keadaan ini
sebagai sebuah evaluasi sosiopsikologis negatif (negative sociopsychological evaluation) dari sebuah bahasa. Pada
kondisi inilah penutur asli sebuah bahasa daerah bisa dengan rela (voluntarily) mengubah
bahasanya ke satu bahasa daerah lain yang lebih prestisius. Jadi sangat penting untuk menjaga
agar bahasa daerah tetap mempunyai nilai prestise di masyarakat.
Salah satu cara yang bisa dilakukan
oleh pemerintah daerah untuk melestarikan dan menjaga prestise bahasa daerah
mereka adalah dengan mewajibkan instansi pendidikan untuk menjadi wadah belajar
bahasa daerah bagi generasi penerusnya. Hal ini sesuai dengan penerapan yang
dinyatakan oleh Fishman (1977:116) bahwa for language spread, schools have long been the major formal
(organized) mechanism involved.
2. Faktor Migrasi dan Konsentrasi Wilayah
Migrasi
sebenarnya merupakan salah satu faktor yang membawa kepada sebuah pergeseran
bahasa. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan Fasold (1984), Lieberson, S.
(1982) bahwa bila sejumlah orang dari sebuah penutur bahasa bermigrasi ke suatu
daerah dan jumlahnya dari masa ke masa bertambah sehingga melebihi jumlah
populasi penduduk asli daerah itu, maka di daerah itu akan tercipta sebuah
lingkungan yang cocok untuk pergeseran bahasa. Pola konsentrasi wilayah inilah
yang menurut Sumarsono (1990:27) disebutkan sebagai salah satu faktor yang
dapat mendukung kelestarian sebuah bahasa.
3.Faktor Publikasi Media Massa
Media massa merupakan
faktor lain yang turut menyumbang pemertahanan bahasa daerah. Format yang
dipresentasikan pada media dikemas dalam bentuk iklan (advertising). Untuk lebih akrab dengan pendengar dan pemirsa TV,
pihak stasiun radio dan televisi lebih banyak mengiklankan produk-produk dalam
bahasa daerah daripada bahasa lain. Situasi kebahasaan seperti ini sejalan
dengan apa yang dinyatakan Holmes (1993) bahwa salah satu faktor utama yang
berhubungan dengan keberhasilan pemertahanan bahasa adalah jumlah media yang
mendukung bahasa tersebut dalam masyarakat (publikasi, radio, TV dan
sebagainya).
- KESIMPULAN
Perubahan,
pergeseran, dan pemertahanan bahasa masih berkaitan dengan masalah kontak
bahasa yang terjadi dalam masyarakat bilingual atau multilingual. Perubahan bahasa
menyangkut soal bahasa sebagai kode, di mana sesuai dengan sifatnya yang
dinamis, dan sebagai akibat persentuhan dengan kode-kode lain, bahasa itu bisa
berubah. Pergeseran bahasa menyangkut masalah mobilitas penutur , di mana
sebagai akibat dari perpindahan penutur atau para penutur itu dapat menyebabkan
pergeseran bahasa, seperti penutur yang tadinya menggunakan bahasa ibu kemudian menjadi tidak
menggunakannya lagi. Sedangkan pemertahanan bahasa lebih menyangkut masalah
sikap atau penilaian terhadap suatu bahasa, untuk tetap menggunakan bahasa
tersebut di tengah-tengah bahasa-bahasa
lainnya.
Daftar Pustaka
Indrawan, Made
iwan. 2010. Sociolinguistic: the study of societies language, Yogjakarta, Graha
Ilmu
http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/04/perubahan-bahasa.html
di akses pada 17 November 2014
http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/04/pergeseran-bahasa.html
di akses pada 17-11-2014
http://ozzi99oke.blogspot.com/2011/04/pemertahanan-bahasa_30.html
di akses pada senin 17-112014
http://goresan-ilmoe.blogspot.com/2013/03/faktor-memengaruhi-perubahan-bahasa.html
di akses pada senin 17 November 2014
http://doctorseducati.blogspot.com/2011/06/perubahan-pergeseran-dan-pemertahanan.html
di akses pada senin 17 November 2014
Tidak ada komentar:
Posting Komentar